JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini akan berkisar 4,95 persen hingga 5,05 persen.
Pieter mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2019 masih ditopang oleh konsumsi dan investasi. Sementara indikator konsumsi di kuartal I 2019 masih menunjukkan penurunan.
“Inflasi inti yang turun dan penjualan ritel juga turun. Saya khawatir konsumsi tertahan. Kalau itu terjadi pertumbuhan bisa di bawah 5 persen,” tutur Pieter kepada Kontan.co.id, Senin (18/3/2019).
Pieter mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2019 masih akan meningkat lantaran adanya bulan puasa dan Lebaran, masa pemilu yang sudah usai, serta kenaikan gaji yang akan mendorong pertumbuhan konsumsi saat puasa dan Lebaran. Sayangnya, Pieter belum bisa memprediksi berapa besar pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2019.
Sementara, dalam APBN 2019, pemerintah telah menetapkan pertumbuhan ekonomi di tahun ini sebesar 5,3 persen. Pieter memandang, sulit bagi Indonesia untuk mencapai target ini. Dia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 akan sekitar 5,1 persen hingga 5,2 persen.
“Itu dengan syarat konsumsi tidak turun di bawah 5 persen. Kenaikan gaji PNS dan bantuan sosial diharapkan bisa membantu konsumsi tersebut,” jelas Pieter.