Sri Mulyani soal Penerimaan Pajak: Sangat Rendah, Mulai Hati-hati

0
293

Jakarta – Kementerian Keuangan mencatat pendapatan negara mencapai Rp 728,5 triliun per akhir Mei atau 33,6% dari target yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pendapatan negara per akhir Mei 2019 tumbuh 6,2% dibandingkan bulan April. Namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan untuk periode yang sama tahun lalu.

“Untuk pendapatan DJP (Ditjen Pajak) dalam hal ini termasuk PPh migas Rp 496,6 triliun atau tumbuh 2,4% dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 14,2% ini sangat rendah. Kita harus mulai hati-hati,” kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Jumat (21/6/2019).

Sri Mulyani menjelaskan, pendapatan negara yang sebesar Rp 728,5 triliun terdiri dari penerimaan perpajakan yang sebesar Rp 727,7 triliun. Di mana untuk penerimaan pajak sendiri sebesar Rp 569,3 triliun dan PNBP sebesar Rp 158,4 triliun.

“Dari penerimaan perpajakan tumbuh 5,7% per Mei lebih baik dibandingkan April yang hanya 4,7% ada strong momentum,” ujar dia.

Sedangkan untuk belanja negara, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan telah terealisasi sebesar Rp 855,9 triliun atau sudah mencapai 34,78% dari target sebesar Rp 2.461,1 triliun.

Adapun, rinician belanja negara ini adalah belanja pemerintah pusat sebesar Rp 530,8 triliun yang terdiri dari belanja kementerian/lembaga (k/l) sebesar Rp 288,2 triliun dan belanja non k/l sebesar Rp 242,5 triliun.

Selanjutnya, ada juga yang berasal dari transfer ke daerah dan dana desa yang sebesar Rp 325,0 triliun per akhir Mei 2019. Di mana, transfer ke daerah sudah mencapai Rp 304,6 triliun dan dana desa sebesar Rp 20,4 triliun.

Dengan realisasi pendapatan negara lebih rendah dibandingkan belanja negara, maka defisit anggaran hingga akhir Mei 2019 Rp 127 triliun setara 0,79% terhadap PDB.

“Dari keseluruhan APBN, kondisi akhir Mei pendapatan Rp 728,5 triliun, belanja negara telah Rp 855,9 triliun, defisitnya 0,79% terhadap PDB,” ungkap dia.

(hek/eds)